Sabtu, 08 Februari 2014

Main - Main ke Rumah Kopi Ranin !

Happy weekend temaaans~!

Ada rencana apa weekend kali ini? berhubung Bogor tiap sore hujan melulu, saya sih menyarankan untuk pergi ke tempat-tempat indoor aja kalau kalian main kemari. Berhubung saya orangnya suka nongkrong dan seneng banget sama kopi, otomatis nyari nya adalah cafe, coffee shop atau restoran atau apaaa aja yang mencantumkan kopi di daftar menu nya, bebas! kalau perlu rumah kalian juga akan saya kunjungi selama kalian menawarkan kopi ~ :)

Toraja-Arabica with V60 manual brew 
Ada beberapa tempat ngopi yang asik buat dikunjungi di kota Bogor, salah satunya adalah Rumah Kopi Ranin. Sebenarnya saya sudah lama penasaran sama tempat ini. Berawal dari review cikopi.com pada website nya, sampai postingan random di instagram dan twitter membuat saya bela-belain browsing dan keliling Bogor untuk mencari lokasinya. Katanya sih, tempat ini sangat disarankan untuk dikunjungi jika mencari pengalaman ngopi yang "beda"

Kamis kemarin akhirnya kesampaian juga niat saya buat main ke sana. Rencananya sih mau ngajak sekalian anggota #GengReview biar kantong saya gak cekak-cekak banget pas pulang dari sini dan bisa ngerasain semua menu yang ada. Yakalii mau nyobain semua menu sendirian, bisa-bisa sebulan kedepan cuma sanggup beli gorengan doang, itu juga beli nya paket tempe satu sama singkong dua, biar cepet kenyang dan gak usah pake nasi. Berhubung anak-anak oncom itu pada sibuk semuaa (dan males naik angkot ke Bogor ujan-ujan) plus saya yang udah penasaran banget sampai gak bisa tidur semaleman, yasudah lah yaa mari kita review sendiri ajaa tempat nongkrong ini ~ !

Rumah Kopi Ranin berlokasi di jalan Ahmad Sobana No. 22A Bantar Jati, Bogor. Do you have any idea about that address? bingung? sama, saya juga bingung pas baca alamat hasil googling tersebut. well,, let me make it simple for you. Lokasinya ada di daerah Bangbarung, satu deretan sama Bakso Seuseupan yang legendaris itu, dan tepat di seberangnya restoran Ayam Geprek Istimewa yang terkenal itu. Lokasinya memang nyempil di sebelah setrika arang, tapi cari aja plang warna merah yang ada tulisan "Ranin" nya, pasti ketemu kok! tempatnya ada dua lantai, dimana lantai pertama sekalian merangkap jadi Bar untuk meracik kopi. di lantai dua kayaknya masih kosong banget, terbukti dengan adanya gema pas kita lagi teriak-teriak atau ketawa ngakak. 

Coffee Bar di Lantai Dasar


Pertama kali masuk saya langsung disambut Tebhe dan Kinoy, barista muda yang kebagian shift sore yang menyodorkan buku menu yang awalnya saya pikir adalah majalah. Iya bener, buku menu nya unik banget kayak majalah. Setiap menu dijelaskan satu per-satu secara singkat, plus sejarah, cara penyeduhan, karakter rasa dari tiap-tiap jenis kopi dan harganya. 

Buku menu yang unik kayak majalah 
For your information, Rumah Kopi Ranin terkenal karena mereka menyajikan kopi "single origin" atau kopi murni yang berasal dari satu daerah tanpa dicampur dengan biji kopi dari daerah lain. Jenis kopi yang ditawarkan disini ternyata lumayan banyak juga! mulai dari Mandheling dan Linthong dari Sumatera Utara, Java Preanger dari Pangalengan, Toraja-Sulawesi, Bajawa-Flores, Sampai yang jadi best seller disini: Wamena-Papua. Semua kopi disini di seduh secara manual, bahkan mesin esspresso nya aja masih pakai mesin press manual yang digenjot pakai tangan! Satu-satunya alat yang pakai listrik paling cuma penggiling kopi nya aja. Uniknya lagi, kita bisa memilih cara menyeduh kopi kita sesuai keinginan. Beberapa cara seduh manual yang ditawarkan disini adalah french press, seduh-siphon, moka-pot, vietnam-drip sampai metode pour-over menggunakan kertas saring yang sekarang lagi ngetrend banget di kalangan coffee-lover. 

Aneka jenis alat seduh manual dan koleksi biji kopi dari berbagai daerah
Saya memilih Toraja dengan cara pour-over gara-gara penasaran sama metode seduh yang satu ini. 10 gram biji kopi Toraja, digiling kasar, dan diletakkan di kertas saring berbentuk kerucut. Setelah itu air panas bersuhu 90-95 derajat dituangkan ke atasnya secara melingkar dengan poci aluminium berleher angsa, dan kemudian kopi akan menetes secara perlahan pada gelas di bawahnya. Hasil seduhan dengan metode ini ternyata menghasilkan cairan kopi yang clean dan bersih tanpa ampas. Menurut saya sih, seduhan kopi dari metode pour-over ini hasilnya yang gak jauh beda seperti hasil seduhan di warung kopi Aceh. Iya, bener, yang nyeduh kopi pake saringan kaus kaki segede gaban itu loh, cuman metode pour over ini keliatannya agak keren aja gitu kayak cafe -cafe di perancis ~ :p

Pour over menggunakan paper drip dan Hario V60
Menu lainnya adalah cappucino (20rb) Choco-latte (25rb) coffee milk (17rb) dan makanan ringan seperti pisang goreng keju (7rb) french fries (10rb) dan tape bakar (10rb). khusus untuk kopi single-origin, harganya berbeda-beda sesuai asal biji kopi dan cara menyeduhnya. untuk semua biji kopi selain Wamena, harganya 15rb dengan cara seduh tubruk, paper drip (pour-over with Hario V60) dan espresso. kalau mau dengan cara syphon 22rb dan french press 27rb. Kalau menggunakan biji kopi Wamena harganya 18rb untuk seduh tubruk, paper drip (pour-over with Hario V60) dan espresso, sedangkan kalau mau pakai french press lebih mahal lagi yakni 33rb karena bubuk kopi yang digunakan jauh lebih banyak. 

Tuh daftar harga nya, liat sendiri aja yaa~!
Oiya, gak ada makan berat kayak nasi goreng dan kawan-kawan yaa disini. Konsep Rumah Kopi Ranin ini mungkin memang cuma buat ngopi dan kongkow-kongkow deh kayaknya. Kalau kelaparan, kalian boleh kok pesan -antar dari restoran yang ada disekitar bangbarung, trus sambil makan disana deh! 

To be honest, i'd prefer to nongkrong at the 1st floor. Selain dekat sama Bar, tempatnya juga lebih nyaman dan ada kursi panjang yang terbuat dari batang kayu utuh. di lantai satu juga kita bisa bebas cuci mata ngeliat mbak-mbak manis yang baru datang, baca-baca buku tentang kopi, atau ngobrol sama barista nya yang ramah. 
 

Tebhe, barista Ranin lagi iseng nyobain mesin espresso manual
menggunakan kopi Java Preanger -Pangalengan
Saya bahkan sempat ngobrol-ngobrol sama mas Tejo, salah satu owner Rumah Kopi Ranin ini. Dari mas Tejo saya tau kalau semua biji kopi yang dipakai di Ranin adalah biji kopi yang dijual oleh petani lokal, karena memang tujuan awal dibangunnya Rumah Kopi Ranin itu adalah pemberdayaan petani kopi lokal dan edukasi untuk masyarakat agar mencintai kopi lokal produksi dalam negeri. in fact, Ranin itu merupakan singkatan dari "Rakyat Tani Indonesia". Dari mas Tejo juga saya belajar menikmati kopi tanpa gula, serta membedakan rasa kopi arabica dan robusta. Pokoknya kita bisa nanya apaaa aja tentang kopi kepada mas Tejo, tapi jangan harap bakal mendapatkan jawaban langsung kayak abis nanya mbah google. Kalau kita bertanya, mas Tejo akan melemparkan kembali pertanyaan kita sambil berkata "kalau menurut kamu bagaimana?" atau "berdasarkan apa yang kamu baca, apa?" Sama hal nya saat saya menanyakan apa bedanya kopi arabica dan robusta, mas Tejo langsung bertanya balik 

"apa perbedaan yang kamu rasakan saat mencicipi kopi kapal api tanpa gula dengan kopi Toraja yang kamu minum saat ini?" 

"gak tau mas, tapi yang Toraja lebih wangi.....dan lebih mahal" kata saya seenak jidat :D

Mas Tejo cuma nyengir gondok sambil membuka dua kaleng kopi. kaleng yang pertama disodorkan kepada saya. 

 "coba kamu hirup aroma nya, wangi apa yang pertama melintas di benak kamu?" 

sambil pasang muka o'on saya mendekatkan hidung ke kaleng tersebut. "harum nya kayak kacang lebaran mas, tapi dicampur buah kering" 

"Hoo! kacang lebaran yaa? nih, kunyah aja" kata mas Tejo sambil memberikan beberapa butir coffee bean. Saya baru tau ternyata biji kopi enak juga lhoo dijadikan cemilan! 

"itu tadi coffee bean yang kamu pesan, Kalau kaleng kedua, menurut kamu gimana?" 

Harum nya sih kayak kopi pada umumnya, cuma tercium aroma mirip coklat yang tidak terlalu kentara 

"kaleng pertama kayaknya Arabica, kalau yang ini pasti robusta !" kata saya sotoy. 

mas Tejo membalik label toples tersebut dan samar-samar saya melihat tulisan: 

Robusta, Banyuwangi - Ijen. 

Yesss~!! :D

10gram, giling, seduh tubruk. 1 gelas kopi Robusta dari dataran tinggi Ijen sudah terhidang di samping kopi Toraja milik saya. 

"Silahkan di cicipi, gratis. jangan segan ajak teman nya main-main kemari yaa, sayang banget kalau mahasiswa IPB gak tau kopi lokal terbaik Indonesia" kata mas Tejo sebelum dia pamit untuk pulang dan menyerahkan urusan cafe nya kepada Tebhe.

Kiri ke kanan:  Robusta Banyuwangi gratisan dari mas Tejo & Arabica Toraja pesanan saya

Soo..here's the review! 

Food & Beverages : black coffee single origin : 8 (kopi segar dibawah 2 minggu)
                                pisang dan tape goreng: - (gak nyobain, hehehe~)

Harga                    : 7 (lumayan buat ukuran mahasiswa) 

Tempat                  : 7 (cozy, wifi dan colokan, sayang gak ada non smoking area)

Service                  : 9 (barista ramah, owner hobi sharing ilmu)

Overall saya cukup puass sama Rumah Kopi Ranin ini ! akhirnyaa bisa tidur dengan tenang jugaa. Silahkan dicoba buat kalian yang coffee-geek atau lagi mau nyobain pengalaman minum kopi dengan cara seduh manual. 

Recomended buat nongkrong? it Depends. Tergantung. 

Kalau kamu bener-bener pecinta kopi, then it's a YES! This place is highly recomended! kalian bisa eksperimen dan ikutan nyeduh dengan cara-cara unik, belajar tentang kopi Indonesia dan asal-usulnya serta proses produksinya disini. FYI, so far, Rumah Kopi Ranin ini memiliki koleksi biji kopi single origin terlengkap di kota Bogor. Tapiii... kalau kamu cuma nyari tempat tongkrongan buat kongkow sama teman, dan gak tahan sama asap rokok, tempat ini gak terlalu direkomendasikan secara gak ada smoking area dan non smoking area nya, nyampur aja gitu, dan menu racikan kopinya juga bisa ditemukan di mana-mana. 

Soo~! udah tau mau kemana weekend ini? atau punya rekomendasi kedai kopi yang bisa kita review lagi? coba kasih tau ke kita, biar nanti kita review suka-suka disini. 

Simply brew, simply smell and simply made a cup of coffee, 

it's realy like simply shoot and share ! :)

7 komentar:

  1. Di Bangbarung yak? Bisa dicoba nih man. Thanks reviewnya ;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaaa mbaak~! pas di depan ayam geprek, gak terlalu jauh kok dari bakso seuseupan, Selamat ngopii~! :D

      Hapus
  2. wah, kayanya tempatnya enak dan harganya pas, nih. sayang ya gak ada non smoking area :")

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Indi ! iyaa tempatnya enak dan bisa nambah wawasan baru looh! selain bebas ngobrol sama ownernya, banyak juga temen-temen LSM dan komunitas pecinta kopi yang suka kumpul atau rapat disana. oiya kalau gak tahan asap rokok, lebih enak duduk di meja samping Bar ajaa, selain dekat AC, bisa lebih leluasa ngeliat barista yang lagi ngeracik kopi plus bisa ngobrol2 sama mereka! ayoo~ main ke Bogor ! :D

      Hapus
  3. Howdy Dody! kedai kopi KIDO yaa? blm pernah, kayaknya seruu juga tuh buat di cobain, Tahun depan deh yaa~ kalau udah pulang ke Bogor lagi! makasiii udah nyasar ke Blog inii~! :)

    BalasHapus

#Followfriday : The Bakucakar

  Hola guys ! selamat hari Jumat ! Buat kalian-kalian yang dulu aktif di twitter circa 2009-2012 mungkin akrab dengan hashtag #Followfriday ...